Daisypath Anniversary tickers

Daisypath Anniversary tickers

27.8.09

Aura Mahkota

Aura Mahkota
+ Adeke Dini Fahransa
(Oleh: Kurnia Effendi)


Tepuk tangan itu menyusup ke dalam mimpi, menjadi
tempat berdiang. Menghangatkan sekujur malam
Sebuah obituari telah dipatri dalam ruang sunyi, kini
dukamu terobati. Bukankah tak ada yang benar-benar sendiri?

Dikenang oleh para sahabat (mungkin juga malaikat): ujaranmu yang santun.
Jauh di seberang panggung, doa terpilin jadi cahaya. Jauh sesudah kisah itu, aku membuka gulungan peta berwarna. Tempat gambar wajahmu memperlihatkan aura

Kepada siapa cinta dikemas?
Aku memandangnya dalam susuna tiara. Sejumlah renik bintang
menari-nari di atasnya. Serupa kunang-kunang bersukaria
Sang putri yang tak ingin terjun ke kolam renang dipandang semua orang
Sang putri tanpa mahkota, tersimpan dalam pigura keluarga

Panggung tempatmu berdiri adalah altar Jabbar
Penyair yang terus menggelorakan sajak-sajaknya dalam jiwa mudamu, kemilau bokor anggur yang menyalakan bilah-bilah cahaya, alunan musik talempong dan saluang untuk senandung dan tarian, salam abadi bagi junjungan tertinggi di lepas bumi
Terasa sebagai desir angin pesisir
Serakan butir pasir
Pada kaki yang sibuk menyisir

Ulurkan tanganmu, kekasih
Kulihat sebuah tangga sedang merangkai pijakan hari demi hari menuju langit
Sesudah kaupetik kuntum-kuntum kesturi, naiklah ke sana
Aku akan tetap merajang pelangi dan dibakar menjadi setanggi
Bukankah tak ada yang benar-benar sendiri?


2008


(terima kasih pak Kurnia atas puisinya yang indah, I want to repost it again.. It really means so much for me,, makasih pak Kef!!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar